Minggu, 01 Januari 2012

Phobia vs Takut

“Phobia” merupakan istilah yang berasal dari kata “phobi” yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional; yang dirasakan dan dialami oleh seseorang(dikutib dari kamus). Phobia dapat pula diartikan sebagai sebuah gangguan yang ditandai oleh ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu. Menurut tante Wikipedia yang dimaksud dengan Phobi` adalah “rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena” Mengapa dikatakan berlebihan? Karena penderita phobia lebih mengandalkan perasaannya dibandingkan dengan logikanya, sehingga oleh masyarakat umum alasan-alasan ketakutannya itu dinilai tidak masuk akal dan bersifat berlebihan.

Nah setelah sedikit saya tuliskan tentang makna dr kata Phobia, skrg saya akan menceritakan phobia yang saya alami ☺
Seminggu kemarin saya mengalami sakit typus, awalnya saya kira panas biasa. karena 2 hari panas tidak turun2, dan kondisi saya semakin memburuk, akhirnya dengan sedikit berlinang air mata saya bilang ke ayah, saya mau untuk di chek up.
Kata-kata yg membuat saya tdk bs tidur semaleman, karena saya paling takut dengan benda yg bernama jarum sunthk. Bisa dikatakan saya phobia dengan benda tersebut. setiap saya melihat benda itu wlpn dlm keadaan kosong tanpa ada isi obatnya, bulu kuduk saya langsung berdiri. Dan orang serumah paham betul akan itu. Kakak saya yg berprofesi sebagai bidanpun selalu meletakkan alat2 bersalinnya dikotak khusus, terutama untuk sped atau jarum suntiknya.

Saat datang ke lab akan melakukan chek up, saya setorkan jari saya untuk diambil darahnya, lha ternyata oleh perawatnya dikatakan, bukan jarinya yg akan diambil darahnya mbak, tapi lengannya..... &*%$#@**&^$^ kacau balau perasaan saya, bulu kuduk saya merinding semua, badan saya sekejap jd dingin, saya tdk membayangkan itu,si perawat menyampaikan, rileks saja mbak, mau kabur malu, mau nangis juga malu, sambil saya angkat pelan2 baju saya sambil "mbatin", Ya Allah saya relakan tangan ini untuk di ambil darahnya, tapi jangan dibuat sakit Ya Allah,lebay nya mulai muncul sekejap saya sudah mulai berdamai dengan bathin saya, dan tidak sedikitpun saya toleh itu jarum sampai masuk tangan saya, dan tidak sampai satu menit, ternyata proses itu selesai, beberapa cc darah saya sudah masuk sped ditangan perawatnya. dan lebay saya kembali muncul dengan meneteskan sedikit air mata haru, sambil mbathin.... yesssshhhh........ aku berani mengalahkan phobia itu, aku berani mengalahkan ketakutanku sendiri......

Rasa takut membuat sesuatu yang sebetulnya mudah menjadi susah. Sukses yang sebetulnya berada didepan mata, tapi kemudian bisa menjadi hilang karena kita terlalu takut untuk mencoba. Takut seolah punya daya hiperbolis, membuat suatu masalah sederhana menjadi demikian rumit.

Rasa takut timbul karena membayangkan hal-hal yang BELUM terjadi. Mengenang pengalaman pahit akan menimbulkan trauma, membayangkan tentang suramnya masa depan akan menimbulkan rasa cemas dan takut. Takut jatuh sakit, misalnya, hanya akan terjadi ketika kita dalam keadaan sehat. Begitupula takut mati, berpisah, sengsara dan sebagainya hanya akan terjadi bila kita berada dalam posisi sebaliknya. Sekali lagi, yang kita takuti sebetulnya adalah hal-hal yang belum terjadi, bahkan ketika kita terperosok kedalam hal-hal yang kita takuti, rasa takut itu dengan sendirinya akan lenyap. Orang sakit tidak akan takut sakit, orang yang meninggal tidak akan takut mati, begitupula orang yang sengsara tidak akan takut sengsara. Dengan demikian, rasa takut memang bukan untuk dihindari, tapi untuk dihadapi. Menghindar hanya akan membuat rasa takut semakin besar, sebaliknya pergulatan untuk bergaul dan mengakrabi rasa takut akan membuat rasa takut hilang dengan sendirinya.

Jika rasa takut hanya terjadi ketika membayangkan masa yang akan datang, berarti, rasa takut sebetulnya tidak berada dalam altar realitas. Karena bagaimanapun, realitas hidup yang sungguhnya berada pada masa sekarang, bukan masa lalu atau masa yang akan datang. Kita hanya punya hari ini, hari kemarin sudah bukan milik kita lagi, begitu pula masa depan belum tentu jadi milik kita. Sekali lagi, yang kita miliki hanyalah hari ini, hari yang bebas dari ketakutan dengan mengenang masa lalu dan membayangkan masa depan.

Seminggu beristirahat di kamar banyak hal yg memang menjadi pikiran saya :)
Dan semoga di awal tahun, saya dapat kembali menjadi pribadi yg jauh lbh baik, memiliki motivasi yang baik2 dan tentunya bs bermanfaat untuk orang lain, Amien

2 komentar:

eksak mengatakan...

kalo aku...kalo aku...aku gak punya phobia, deh kayaknya! hehehe...jadi pengen punya phobia, biar ada bahan posting...! hehehe..
mantap, bu...!

lely mengatakan...

heuheuheu
ahhh, postingan sampean lbh menarik itu... share ilmu.. mksh ya :)