Minggu, 01 September 2013

Menghidupkan Ramadhan

Sore itu dikelas, setelah satu persatu bocah kecil itu mengaji, saya mencoba untuk menceritakan tentang tema puasa, karena waktu itu bertepatan dengan bulan Ramadhan. saya memulai dengan bertanya ke bocah-bocah yang ber usia rata 4-6th, "di kelas ini siapa yang berpuasa?" Semua siswa mengacungkan tangan, "wowww....." . Saya mencoba bertanya satu persatu, "puasa apa?", fandy menjawab, "saya kata ibu puasa sapi bu, habis maem diusapi", nayla juga tidak mau kalah " saya puasa bedug bu, sambil dia membawa teh di botol saku dia yang terlihat sudah diminum" sambil dia cuil-cuil roti yang terbungkus, Rafi juga ikut menjawab, saya puasa magrib bu, ini mulut saya kering, ardian juga ikut menjawab puasa jam 12 sama puasa magrib, dan beragam jawaban dari yang lainnya. Dan saya pu mengapresiasi jawaban-jawaban mereka, ok baik sekali semua disini sudah puasa.

Sekarang saya tanya lagi, "apa saja sih yang tidak boleh dikerjakan saat berpuasa?", jawaban tak kalah menariknya "makan bu..., minum bu..., tidak boleh banyak lari-lari bu, tidak boleh berbohong bu, tidak boleh bertengkar, tidak boleh misuh-misuh(berkata-kata jelek), tidak boleh beli es tilulut yang lewat dirumah bu. Terkadang jawaban mereka mengundang ekspresi senyum saya untuk lebih lebar dari biasanya.

Saya lanjutkan pertanyaan ketiga, biasayanya apa saja yang dikerjakan jika puasa romadhon? bersahut-sahutan mereka menjawab
"sahur, buka puasa, nyumet mercon(menyalakan petasan), beli kembang api, ngaji dimasjid, tarawih, si kembar nabil dan nadinpun ikut menjawab "ngabuburit bu", fandy juga tidak mau kalah "ngecat rumah bu", ayu menjwab "bikin kue bu", khofi nyeletuk, "kata ayahku kalau puasa biar tidak cepat lapar, enaknya banyak-banyak tidur bu"..

Setelah usai sesi pertanyaan, saya lanjutkan untuk menjelaskan esensi berpuasa, khususnya puasa ramadhan, tentunya dengan bahasa yang ringan sesuai usia mereka. Saya sangat senang, apapun kegiatan yang mereka isi selama ramadhan dikeluarga masing-masing, ada upaya untuk menghidupkan ramadhan. Mereka merekam semua kegiatan atau aktifitas ramadhan yang dikerjakan anggota keluarga mereka. Hal terkecilpun yang dikerjakan keluarga, mereka rekam benar-benar untuk mereka tiru. Melatih anak sholat, berpuasa, belajar, dan hal-hal baik lainnya, perlulah diberikan contoh sebagai pembiasaan, bukan sekedar perintah-perintah belaka. Karena diusia mereka kecenderungan hanya meniru dari pembiasaan keluarga. jangan sampai kita meminta anak belajar atau sholat, sedangkan kita asyik-asyik nonton televisi atau sibuk dengan gadget kita.

Mereka mampu berpuasa penuh, setengah hari, atau seperti kata anak-anak tadi ada puasa sapi, juga tidak lepas dari peran orang tua yang memberikan pendidikan, dan pembiasaan untuk menghidupkan suasana Ramadhan. Semoga pembiasaan baik tersebut tidak hanya berhenti di Bulan ramadhan, namun berlanjut di bulan-bulan berikutnya. Karena membiasakan dan memberikan pendidikan pada anak kecil, seperti mengukir diatas batu.

Tidak ada komentar: